Sebagai universitas yang memiliki komitmen kuat dalam mempersiapkan pemimpin masa depan di berbagai sektor, termasuk bidang kesehatan, Universitas Pelita Harapan (UPH) terus berupaya membekali mahasiswanya dengan berbagai keterampilan dan wawasan terkini sesuai perkembangan zaman. Salah satu langkah nyata dari inisiatif ini adalah program College Talks: College of Health Sciences, yang merupakan bagian dari rangkaian acara UPH Festival 2024. Kegiatan ini berlangsung pada 15 Agustus 2024 di UPH Kampus Lippo Village, Karawaci, Tangerang.
College Talks Health Sciences UPH Festival 2024: Membangun Masa Depan melalui Kolaborasi Ilmu Kedokteran dan Teknologi AI
26 August 2024
Sebagai universitas yang memiliki komitmen kuat dalam mempersiapkan pemimpin masa depan di berbagai sektor, termasuk bidang kesehatan, Universitas Pelita Harapan (UPH) terus berupaya membekali mahasiswanya dengan berbagai keterampilan dan wawasan terkini sesuai perkembangan zaman. Salah satu langkah nyata dari inisiatif ini adalah program College Talks: College of Health Sciences, yang merupakan bagian dari rangkaian acara UPH Festival 2024. Kegiatan ini berlangsung pada 15 Agustus 2024 di UPH Kampus Lippo Village, Karawaci, Tangerang.
Dalam acara ini, para akademisi dari Fakultas Kedokteran (FK) UPH yang juga profesor terkemuka di bidang ilmu kedokteran membagikan pengalamannya kepada mahasiswa baru. Mereka juga membahas perkembangan terkini di industri kesehatan, terutama terkait dengan pentingnya mengikuti kemajuan teknologi artificial intelligence (AI).
Prof. Dr. Dr. dr. Eka Julianta Wahjoepramono, SpBS., Ph.D., yang merupakan Dekan Fakultas FK UPH dan seorang ahli bedah saraf terkemuka, membuka diskusi dengan nasihat penting bagi mahasiswa baru kedokteran. Ia menekankan pentingnya memiliki visi dan daya tahan yang kuat dalam menghadapi berbagai tantangan di dunia kedokteran. “Don’t try to be the best but try to be the first. Harus tahan terhadap banyak temptation (cobaan). Perlu fighting untuk menjadi yang terbaik,” kata Prof. Eka.
Prof. Eka juga mengingatkan bahwa ketenaran dan kesuksesan dalam dunia kedokteran tidak datang secara instan, melainkan hasil dari kerja keras dan pengalaman bertahun-tahun. Ia juga menyarankan agar para dokter muda tidak terlalu fokus pada imbalan finansial di awal karier mereka. Baginya, pelayanan terbaik kepada pasien adalah prioritas utama. Sementara hasil lain, termasuk keuangan, akan datang dari dedikasi dan profesionalisme yang dijalankan dengan konsisten.
Sementara itu, Prof. Dr. dr. Yusak Mangara Tua Siahaan, Sp.N, FIPP, CIPS, selaku Kepala Departemen Neurologi FK UPH mengatakan, bahwa masa depan bidang ilmu neurologi akan semakin maju berkat teknologi AI. Dokter spesialis saraf di Rumah Sakit (RS) Siloam Lippo Village ini berharap, para mahasiswa baru kedokteran UPH kelak dapat menjadi bagian dalam mengatasi tantangan di bidang neurologi melalui penggunaan teknologi canggih seperti AI.
“Ke depan, kita akan bisa mendeteksi dini penyakit-penyakit yang berpotensi menyebabkan cacat, seperti Alzheimer, bahkan sebelum gejalanya muncul. Ilmu neurologi sudah luar biasa berkembang, sehingga sebagai dokter, kita jangan lagi hanya menyembuhkan orang, tetapi menghentikan penyakit yang akan diderita. Mudah-mudahan, Anda semua akan menerapkan ini kepada pasien di masa depan,” ucap Prof. Yusak.
Lebih dari itu, Prof. Yusak berpesan bahwa integritas dan profesionalisme dalam dunia kedokteran bukan hanya sekadar nilai yang dianut, tetapi merupakan landasan utama yang menentukan kualitas seorang dokter. Menurut Prof. Yusak, integritas dan kejujuran adalah hal yang tak bisa ditawar dalam profesi ini.
“Plagiarisme di bidang neurologi sama sekali tidak bisa ditoleransi. Begitu seorang mahasiswa terbukti tidak jujur, maka dia tidak layak lulus,” tegasnya.
Pengalaman Prof. Yusak menunjukkan bahwa kejujuran bukan hanya tentang menghindari plagiarisme, tetapi juga tentang membangun fondasi kepercayaan dengan pasien dan sesama rekan profesional.
Dr. dr. Antonia Anna Lukito, SpJP (K), FIHA, FAsCC, FAPSIC, FSCAI, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah sekaligus Kepala Departemen Kardiologi FK UPH juga menekankan pentingnya AI dalam meningkatkan akurasi diagnosis dan hasil perawatan pasien. Meskipun begitu, ia menegaskan bahwa AI hanya alat bantu, dan keputusan klinis tetap harus diambil oleh dokter.
“AI sangat membantu kita dalam imaging (prosedur pemeriksaan medis yang menggunakan teknologi dalam bidang kedokteran), terutama dalam bidang kardiologi. Dengan AI, kita bisa memberikan pelayanan yang lebih tepat dan detail, sehingga mengurangi risiko hasil yang tidak diinginkan,” kata Dr. Antonia.
Kemudian, Prof. Dr. dr. Allen Widysanto, Sp.P., TTS, FAPSR, FISR, Wakil Dekan Bidang Akademik UPH dan seorang Dokter Spesialis Paru, menyoroti bagaimana pandemi Covid-19 menjadi titik balik dalam dunia kesehatan.
“Telemedicine dan AI telah membawa revolusi dalam cara kita memberikan perawatan kesehatan. Teknologi ini secara tidak langsung juga memaksa pasien untuk lebih mandiri dalam mengelola kesehatannya. Jadi, AI punya value yang sangat baik untuk pasien dan juga dokter,” ujar Prof. Allen.
Prof. dr. Wahyuni Lukita Atmodjo, PAK, Ph.D., seorang Profesor di bidang kedokteran anatomi, membahas pentingnya pemahaman mendalam tentang anatomi manusia bagi para calon dokter.
“Anatomi adalah dasar dari ilmu kedokteran. Sebagai calon dokter, kalian harus menguasai ilmu ini karena ini adalah fondasi dari semua bidang kedokteran,” tegasnya.
Prof. dr. Herawati Sudoyo, M.S., Ph.D., selaku Principal Investigator at the Genome Diversity and Diseases Laboratory of Mochtar Riady Institute of Nanotechnology (MRIN), berbicara tentang era baru dalam pelayanan kesehatan yang dipengaruhi oleh genomika (studi yang mempelajari genom dari suatu organisme atau virus) serta AI. Prof. Herawati memandang, bahwa hal tersebut bisa dimanfaatkan menjadi penelitian untuk mencapai terobosan dalam bidang kesehatan.
“Kita sedang memasuki era pelayanan kesehatan yang berbasis pada data genom. Indonesia sangat kaya dalam hal ini, dan kita harus menjadi pionir dalam penelitian di bidang ini,” kata Prof. Herawati.
Senada dengan Prof. Herawati, Prof. Dr. dr. Cucunawangsih, Sp.MK (K) yang merupakan Wakil Dekan bidang Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat FK UPH mengemukakan bahwa penelitian memiliki peran yang sangat vital dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Mahasiswa kedokteran yang terlibat dalam penelitian tidak hanya dapat memperdalam pemahaman mereka terhadap ilmu dasar, tetapi juga menjadi bagian dari upaya mencari solusi untuk berbagai tantangan kesehatan yang ada di masyarakat.
Keterlibatan dalam penelitian dapat mengasah keterampilan kritis dan analitis mahasiswa, memperluas wawasan mereka tentang permasalahan kesehatan global, serta mempersiapkan mereka menjadi tenaga medis yang inovatif.
Seluruh mahasiswa baru menyambut dengan antusias wawasan dan pesan inspiratif dari para narasumber dalam acara College Talks: College of Health Sciences. Acara ini tidak hanya menginspirasi para mahasiswa untuk terus belajar dan berkembang, tetapi juga memberikan wawasan tentang pentingnya kolaborasi antara ilmu kedokteran dan teknologi untuk menghadapi tantangan kesehatan di masa depan. Dengan AI yang semakin berperan dalam dunia medis, para akademisi berharap generasi baru dokter dari UPH akan mampu memanfaatkan teknologi ini untuk memberikan perawatan terbaik bagi pasien.
Selain College of Health Sciences, College Talks juga menghadirkan tiga acara lainnya, yaitu College of Business & Technology, College of Arts & Social Sciences, dan College of Nursing & Education. Program ini merupakan bukti nyata bahwa UPH telah mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi pemimpin masa depan sejak hari pertama mereka memulai perjalanan akademis. UPH berkomitmen menghadirkan pendidikan berkualitas unggul untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi lulusan yang takut akan Tuhan, kompeten, dan berdampak positif bagi masyarakat.